Cari Blog Ini

Minggu, 09 Januari 2011

pengutipan

Definisi
Pengutipanadalah proses meminjam pendapat para ahli dalam
disiplin tertentu baik langsung atau pun tidak langsung yang dituangkan
dalam karya ilmiah.
Hasil pengutipan karya ilmiah disebutk u t i p a n .
Fungsi kutipan adalah (a) sebagai bukti untuk menunjang pendapat
penulis dan (b) sebagai bukti tanggung jawab penulis enis-Jenis Kutipan
Pada dasarnya, kutipan dalam karya ilmiah itu dibagi atas dua
jenis yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli secara
utuh atau lengkap baik itu berupa frase, atau kalimat. Kutipan langsung
dapat dibedakan pula atas :
1. Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan empat baris;
2. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris.
b. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli
tidak secara utuh. Penulis mengambil intinya atau topiknya saja, lalu
dikembangkan dengan pendapat penulis (tak terdapat perbedaan).
3. Teknik Pengutipan
c. Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan empat baris
Pengutipan ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Kutipan ditulis langsung dengan teks
b.SpasiMemakai tanda petik dua di awal dan di akhir kutipan;
d. Awal kutipan memakai huruf kapital;
e. Diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit buku, halaman
buku; penulisan ini dapat disajikan di awal atau di akhir kutipan.
Contoh:
--------------------------------teks-----------------------------------
………………………………………………………… . ..……...
2 spasi
……………………………………………kutipan ………………
2 spasi
…………………………” (Badudu, 1994: 56).
----------------------------------teks------------------ -----------------
2 spasi
------------------------
d. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
Pengutipan ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Dipisahkan dari teks 2,5 spasi;
b. Spasi dalam kuipan adalah satu spasi;
c. Memakai tanda petik dua atau pun tidak (opsional);
d. Semua kutipan dimulai dari 7—10 ketukan dari sebelah kiri
teks;
e. Awal kutipan memakai hurup capital;
f. Diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit buku,
halaman buku; penulisan ini dapat disajikan di awal atau di
akhir kutipan.
Contoh:--------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------teks----------------------------------------------
2 spasi
----------------------------------------------------------------------------------------
2,5 spasi
…………………………………………………………………
2 spasi
……………………………….kutipan ………………………………
……………………….………………
10 ketukan 5 ketukan
……………..”(Badudu, 1994: 56).
---------------------------------------------------------------------
2spasi
------------------------teks----------------------------------------.
2 spasi
e. Kutipan tidak langsung


T id a k memakai tanda petik dua;
d. Menggunakan ungkapanm e n g a t a k a nm e n y a t a k a n bahwa,
bahwa,m e n g e m u k a k a nb e rp e n d a p a t bahwa, bahwa dll;
e. Mencantumkan nama akhir pengarang (marga), tahun, dan
halaman.
Contoh:
----------------------------------teks--------------------------
2 spasi
----------------------------------------------------------------------
Badudu (1994: 56) mengatakan bahwa
………………………………………………………………2 spasi
………………………………………k u ti p a n……… ………………
…………………----------------------------------------------------2 spasi
-----------------------------------------------t e k s ----------------------------------
----------------------------------------.
4.
Prinsip-Prinsip Dasar
Prinsip-prinsip dasar dalam pengutipan adalah sebagai berikut.
a.Dalam kutipan tidak dibenarkan mencantumkan judul buku.
Menurut Badudu (1994: 56) dalam bukunya Pelik-Pelik Bhs
Indonesiadiketahui bahwa kalimat adalah ……….
(salah)
Menurut
Badudu
(1994:56)
kalim
at
adalah
…………
(benar)
b. Nama orang dan identitas tahun terbit dan halaman buku selal
u
berdekatan
Baduduber
pendapat
bahwa…………………………………………… . ..
……………………….(1994: 56)
(salah)
Badudu (1994: 56)……………………… ..
(benar)
c.K u t ip a n atau dihitamkan. tidak dibenarkan dicetak tebal
d.Penulis tidak diperkenankan untuk mengadakan perubahan (kata-
kata) dalam kutipan. Apabila ingin mengadakan perubahan, harus
disertai dengan penjelasan.
e.Apabila ada kesalahan dalam penulisan baik EYD atau pun
ketatabahasaan, tidak diperkenankan mengadakan perubahan. Penulis
boleh memberikan pendapat atau komentarnya mengenai kesalahan 
Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
Pengutipan ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Dipisahkan dari teks 2,5 spasi;
b. Spasi dalam kuipan adalah satu spasi;
c. Memakai tanda petik dua atau pun tidak (opsional);
d. Semua kutipan dimulai dari 7—10 ketukan dari sebelah kiri
teks;
e. Awal kutipan memakai hurup capital;
f. Diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit buku,
halaman buku; penulisan ini dapat disajikan di awal atau di
akhir kutipan.
Contoh:--------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------teks----------------------------------------------
2 spasi
----------------------------------------------------------------------------------------
2,5 spasi
…………………………………………………………………
2 spasi
……………………………….kutipan ………………………………
……………………….………………
10 ketukan 5 ketukan
……………..”(Badudu, 1994: 56).
---------------------------------------------------------------------
2spasi
------------------------teks----------------------------------------.
2 spasi
e. Kutipan tidak langsung
T id a k memakai tanda petik dua;
d. Menggunakan ungkapanm e n g a t a k a nm e n y a t a k a n bahwa,
bahwa,m e n g e m u k a k a nb e rp e n d a p a t bahwa, bahwa dll;
e. Mencantumkan nama akhir pengarang (marga), tahun, dan
halaman


efinisi
Daftar putaka adalah daftar atau senarai yang ada dalam karya
ilmiah (misalnya makalah atau skripsi) yang berisikan identitas buku dan
pengarang yang disusun secara alfabetis (setelah nama marga pengarang
dikedepankan)Ciri-Ciri Daftar Pustaka
Kepustakaan atau juga daftar pustaka memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Diambil dari suatu buku, majalah, makalah, surat kabar, internet, orasi
dalam karya ilmiah, dsb.
2. Berisikan nama pengarang atau lembaga
3. Memiliki identitas buku, yaitu judul, tahun terbit, cetakan atau edisi,
nama penerbit, dan tempat terbit.
8.10.3 Fungsi Daftar Pustaka
Fungsi dari daftar pustaka adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan);
2. Menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (penelitian) memiliki
referensi dan akumulasi dari karya ilmiah terdahulu;
3. Merupakan alat control pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.

Teknik Penulisan
Teknik penulisan daftar pustaka adalah berikut:
a. Nama pengarang dibalikkan atau diputar dengan catatan nama yang
dikedepankan yaitu nama marga/unsur nama akhir yang dipisahkan
oleh koma;
b. Setelah itu, nama marga atau unsure nama akhir pengarang disusun
secara alfabetis;
c. Bila nama pengarang ada dua, ya
ng dibalikkan adalah nama
pengarang pertama;
Contoh : Emil Salim dan Philip Kotler
Salim, Emild a n
Philip Kotler
d. Jika nama pengarang ada tiga atau lebih, nama pengarang pertamalah
yang diputar dan diikuti olehd k k. atauet. all.
Contoh: Emil Salim, Philip Kotler, Djoemad Tjiptowardojo
Salim, Emil. dkk.
e. Bila tidak terdapat nama pengar
ang, nama departeman atau
lembagalah yang ditulis; bila tidak ada kedua-duanya, tulislah tanpa
pengarang, atau tanpa lembaga;
f. Gelar akademik tidak dicantumkan;
g. Judul buku harus dicetak miring dalam komputer atau digarisbawahi
dalam mesin tik atau tulisan tangan;
h. Judul artikel, skripsi, tesis, atau disertasi yang belum dibukukan diapit
oleh tanda petik dua;
i. Bila ada edisi/cetakan ditulis sesudah judul buku; 
Jika buku tersebut merupakan terjemahan dari buku bahasa asing,
penerjemah ditulis sesudah edisi atau judul buku;
k. Spasi dalam daftar pustaka adalah satu spasi;
l. perpindahan dari satu pengarang ke pengarang yang lain adalah dua
spasi.
m. Bila dalam satu buku diperlukan dua baris atau lebih, baris yang
kedua atau selanjutnya dimulai dari 1 tabulasi (5-7 ketukan);
n. Jika seorang pengarang menuliskan lebih dari satu buku, nama
pengarang ditulis satu kali; nama pengarang itu diganti dengan garis
panjang atau tanpa garis panjang;
o. Bila ada dua atau lebih karya ilmiah (buku) yang ditulis oleh seorang
pengarang, urutan penulisannya berdasarkan tahun terbit;
p. Bila ada dua atau lebih buku (karya ilmiah) dari seorang pengarang
yang ditulis dalam tahun yang sama, urutan penulisannya diikuti
nomor urut a, b, c, dsb.
q. Perhatikan urutan penulisan;
Nama keluarga/marga, (dipisahkan koma),( d ia k h ir i nama diri
titik), tahun terbit, judul buku, (diakhiri titik atau (diakhiri titik),
titik dua bila ada anak judul dan dicetak miring),c e t a k a n (diakhiri
titik), nama tempat nama penerbit (diakhiri titik dua), (diakhiri
titik).
r. Contoh Bentuk penulisan daftar pustak
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993.Metode Linguistik: Ancangan Metode
Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Eresco.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. “Tata Bahasa Kasus dan Valensi
Verba” dalHasan Alwi dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Balai Pustaka.
Jakarta, 1998
2. J.S. Badudu, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Pustaka Prima Bandung:.
1996
3. J.S. Badudu, Sitaksis Bahas
a Indonesia,
Bandung: Program
Pascasarjana Universitas Padjadjaran 2002
4. Abdul Chaer, Lingusitik umum, Rineka Cipta Jakarta, 1994
5. Wallace L.Chafe, Meaning and Structure of Language, The University
Press, Chicago, 1970
am PELLBA 2. Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. Jakarta:Kanisius
Pengacuan adalah pengutipan secara langsung
(persis seperti aslinya), parafrase (mengambil
idenya dengan mengubah bahasanya), atau
pengakuan adanya hasil penelitian atau ide
yang serupa (untuk diketahui/dibandingkan
oleh pembaca)
• Ada tiga sistem pengacuan: Pengacuan
Berkurung, Catatan Kaki, dan Catatan Akhir
Pengacuan Berkurung adalah sistem pengacuan
dengan cara menempatkan informasi tentang
identitas lengkap suatu sumber rujukan langsung
terpadu dalam teks dalam bentuk singkat
(lazimnya hanya nama pengarang dan tahun
terbit, dan jika perlu nomor halaman), atau urut
nomor (yang sesuai dengan urutan pada daftar
rujukan)
• Catatan Kaki adalah sistem pengacuan dengan
cara menempatkan informasi tentang identitas
suatu sumber rujukan di bawah teks pada
halaman yang sama dengan pengacuannya
Catatan Akhir adalah sistem pengacuan
dengan cara menempatkan informasi
tentang identitas lengkap suatu
sumber rujukan di bagian akhir sebuah
artikelAda tiga cara pendokumentasian sumber
rujukan: Bibliografi, Rujukan Acuan, Pustaka
Acuan
• Bibliografi adalah cara pendokumentasian
sumber bacaan dalam bentuk daftar yang
memuat semua karya yang menurut
pendapat penulis secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan isi naskah, baik
yang diacu maupun tidak diacu dalam teks

Rujukan Acuan adalah cara pendokumentasian
sumber rujukan dalam bentuk daftar yang memuat
sumber rujukan tercetak dan tidak tercetak yang diacu
dalam teks
• Pustaka Acuan adalah cara pendokumentasian sumber
rujukan dalam bentuk daftar yang hanya memuat
sumber rujukan tercetak saja yang diacu dalam teks
• Istilah Daftar Rujukan, Daftar Pustaka, atau Referensi
juga biasa digunakan sebagai cara pendokumentasian
sumber rujukan dalam bentuk daftar yang memuat
semua sumber rujukan yang diacu (dirujuk) dalam
teks

 pengacuan dilakukan

Menunjukkan keterkaitan dengan
temuan-temuan penelitian sebelumnya
sehingga posisi kontribusi keilmuan
penelitiannya bisa terlihat
• Menunjukkan kemajuan ilmu yang
ditandai dengan akumulasi temuantemuan
secara berkesinambungan (state
of the arts)
Pengakuan adanya temuan atau ide yang
serupa sebagai pembanding untuk
ditelaah/dibahas lebih lanjut
• Penggunaan sumber rujukan untuk
mendukung argumentasi penulis
• Menghindari kecenderungan plagiasi penulisan catatan akhir
Menunjukkan secara langsung informasi tentang
identitas lengkap sumber rujukan yang ditempatkan
di dasar halaman (catatan kaki) atau di akhir artikel
(catatan akhir)
• Tempat pengacuan dalam teks ditandai dengan
angka terangkat atau tanda pengacuan lainnya
• Pada pengacuan pertama kali, catatannya secara
penuh mendokumentasi sumber rujukan seperti
kelaziman daftar pustaka
Bila sumber yang sama diacu lagi, catatan
untuk pengacuan kedua dan seterusnya
dilakukan dengan tanda-tanda tertentu
• Tanda loc. cit. (singkatan dari kata Latin loco
citato yang berarti di tempat diacu)
menunjukkan pengacuan pada halaman yang
sama dengan yang diacu sebelumnya yang
mungkin diselang oleh pengacuan pada
sumber rujukan lain.
Tanda op. cit. (singkatan dari kata Latin opere
citato yang berarti pada karya yang diacu)
menandai pengacuan pada karya yang sama
seperti yang diacu sebelumnya tetapi pada
halaman lain
• Tanda ibid. (berasal dari kata ibidem yang
berarti ‘di tempat yang sama’) digunakan jika
pengacuan selanjutnya dilakukan segera
sesudah pengacuan pertama tanpa diselang
oleh pengacuan pada sumber lain, diikuti
dengan halaman jika yang diacu berasal dari
halaman yang berbeda
Catatan kaki atau catatan akhir biasa juga
digunakan untuk menyampaikan keterangan
tambahan atau pernyataan yang agak
menyimpang dari alur utama kalimat atau
paragraf terkait.
• Akhir-akhir ini penggunaan catatan kaki atau
catatan akhir sebagai sarana pemuatan informasi
bibliografi mulai (di beberapa bidang sosial), dan
sudah lama (di bidang eksakta) ditinggalkan
karena dianggap menyulitkan
cara pengutipan

Pengutipan dapat dianggap sebagai
bentuk lain pengacuan yang dilakukan
untuk menunjang argumen dengan
langsung menyajikan bukti hakiki yang
dinyatakan orang lain
• Pengutipan ujaran pendek yang
panjangnya dua atau tiga baris dapat
langsung disisipkan dalam tubuh teks
karangan

Jika kutipannya panjang (4 baris atau
lebih), penyajiannya dilakukan dengan
membuat blok tersendiri yang biasanya
ditakikkan (indented) dan dicetak dengan
huruf berukuran lebih kecil
Jika menggunakan ukuran jumlah kata,
kurang dari 50 kata (Rifai, 2005), 40 kata
(APA, 1994), atau 30 kata (Harvard)
dianggap kutipan pendek yang harus
disisipkan dalam tubuh teks karangan
• Kutipan lebih dari jumlah kata tersebut
disajikan dalam blok tersendiri sebagai
paragraf baru dengan ukuran huruf lebih
kecil
Cara penyusunan daftar pustaka memiliki
banyak variasi dari segi:
• Penulisan nama pengarang
• Penulisan tahun penerbitan
• Urutan penempatan informasi bibliografi
• Penggunaan huruf kapital dan huruf Itali
• Cara penyingkatan
• Ada kecenderungan untuk menyusun daftar
pustaka dengan cara yang lebih sederhana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar